Dua bahasa

Saya, seperti kebanyakan orang Jakarta yang saya temui lainnya, sudah kehilangan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik.

Saya lupa kapan terakhir kali saya berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di keseharian saya, saya hampir selalu berbicara dengan apa yang saya sebut dengan bahasa Jakarta. Bukan, bukan bahasa Betawi, tapi bahasa Jakarta. Bahasa ini saya sebut demikian, yang merupakan campuran bahasa Indonesia, bahasa Betawi, bahasa tidak baku (slang) dan juga bahasa Inggris.. Bahkan terkadang dicampur juga dengan beberapa istilah dari daerah lain (tergantung kepada siapa saya berbicara). Bingung kan? Iya, saya juga. Tetapi siapa sih yang masih menggunakan bahasa Indonesia yang 100% baik dan benar?

Ketika menulis, apalagi. Karena gaya menulis saya cenderung seperti sedang bercerita (apa sih istilahnya, naratif bukan?), dulu hampir selalu tulisan saya di blog mengalir begitu saja dengan bahasa yang campur aduk.. Alias bahasa Jakarta! Ketika saya baca ulang, pusing bukan main!

Ketika saya memutuskan untuk menulis blog dengan lebih serius di akhir tahun lalu, saya berpikir.. Bagusnya menulis dengan bahasa apa ya? Kalau saya tetap menulis dengan bahasa Jakarta, rasanya nyaman, karena itulah bahasa yang saya gunakan sehari-hari.. Tapi rasanya kok tidak adil bagi yang baca, karena pasti bentuknya bakal amburadul. Menulis dengan bahasa Inggris jadi pilihan yang rasanya tepat karena walaupun bukan native speaker dan kemampuan grammar yang masih perlu diasah, saya cukup merasa nyaman menulis dengan bahasa Inggris.

Tetapi.. Pada akhirnya saya kini memutuskan untuk juga menulis dalam bahasa Indonesia, agar saya bisa lebih belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Iya sih masih rada sulit untuk menulis dengan 100% bahasa Indonesia tanpa menggunakan istilah bahasa Inggris atau bahasa tidak baku (slang)… Tapi saya akan terus mencoba πŸ™‚

N.B: kalimat terakhir saya, di otak saya maksudnya “i’ll keep trying though”.. ketika saya terjemahkan jadinya baku sekali yaaa hehehe.. :p

9 thoughts on “Dua bahasa”

  1. Suami aku kl lg nonton TV Indonesia dia selalu bilang kl dia ngerti yg dimaksud di acara tsb walaupun ga bs bhs Indo, ya karena itu org Indo skrg ngomong apa2 pake bhs inggris..

  2. Christa, Dari awal aku ngeblog aku tulis berbahasa Inggris karena ini salah satu alasannya; menulis dalam bahasa Indonesia yang EYD itu terasa kaku. Berhubung aku orangnya ngga kaku, jadi merasa itu bukan gaya sendiri, makanya pilih ngeblog dalam bahasa Inggris.

    Sejak tahun lalu aku mulai menulis dalam bahasa Indonesia sama seperti aku ngomong. Mungkin ini istilah kamu ya; bahasa Jakarta. Karena bertutur dari diri sendiri pake subyek gw, kalo pake saya rasanya kaku.

    Beberapa bulan lalu aku tulis 1 pos dalam bahasa Indonesia EYD, lama nulisnya dan sangat baku. Masih bisa sih ternyata tapi bukan aku banget πŸ˜€

    1. iyaa.. aku juga merasa kalau nulis EYD bukan aku banget.. kalau nulis yang bener2 aku banget, masi ngga tahan buat nulisnya ngga campur aduk bahasa indonesia EYD, istilah bahasa inggris, sama slang.. *hadeuh* jadi musti banyak2 latihan menulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar nih hehehe πŸ™‚

  3. Sama….kalo nulis dengan bahasa Indonesia yg benar dan baik rasanya tulisan jadi sangat formal dan kaku yaπŸ˜€ Tapi kalo nulis dengan slang rasanya campur aduk dan ga rapih😊😊

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: