Kerja/nggak?

Akhir2 ini saya lagi sering baca tulisan seputar ibu bekerja (working mum) atau tidak (stay-at-home mum).

Lucu deh, masing2 pihak terlihat berusaha keras “membela” posisi nya masing2. Pihak yg mendukung working mum saya lihat sering melontarkan pertanyaan2 kurang penting seperti “nggak sayang,udah kuliah tinggi2 tapi dirumah aja ngurus anak?” atau “nggak bosen, dirumah aja?”. Pihak yg mendukung stay-at-home mum pun seakan tidak mau kalah, ramai2 memberikan fakta2 dan quotes seputar perkembangan anak dan rejeki, yang sekiranya bisa disimpulkan menjadi “rejeki sudah ada yg mengatur, tapi perkembangan anak hanya terjadi sekali seumur hidup dan terlalu berharga untuk dilewatkan”.

Saya disini tidak mendukung pihak manapun.. Saya kan belum menikah dan belum jadi ibu, jadi nggak bisa bicara banyak. Tapi satu hal yang membuat saya geleng2 kepala adalah… Kenapa orang Indonesia terlalu sibuk memikirkan orang lain? I mean, mau kerja atau tidak, saya rasa tiap orang punya pertimbangan masing2 dong… Yang memutuskan untuk tetap bekerja sama sekali bukan ibu yang kurang baik, begitu juga yang memutuskan untuk tidak bekerja bukan berarti langsung “naik pangkat” jadi ibu yang baik.. Setuju ngga?

Saya terus terang rada kasian lihat teman2 saya yang seakan-akan harus membela posisi nya di sosmed. Ah, if only people were not so judgemental

Nah, kalau ada yang tanya ke saya, nanti mau tetap bekerja nggak jika punya anak? Saya belum tahu jawabannya. Yang pasti saya ingin terus punya pemasukan pribadi, terserah mau dari kerja kantoran atau kerja dirumah. Kenapa? belajar dari pengalaman keluarga saya, dimana mama sudah berhenti bekerja ketika papa meninggal dunia. Saya masih kuliah dan adik masih SMP. Butuh waktu dan usaha yang keras untuk keluarga kami bisa kembali “berdiri tegak”, jadi saya rasa seorang istri tetap perlu mempunyai pemasukan pribadi, untuk berjaga – jaga jika ada suatu kejadian yang tidak mengenakkan.

Yah.. Begitulah uneg2 saya malam ini. Sekarang saya lagi macet2an di jalanan Jakarta yang kejam.. Hahaha. Oh iya, tulisan ini ditulis lewat wordpress app lho, pretty cool, right?!

18 thoughts on “Kerja/nggak?”

  1. Setuju Christa. Working mum or stay at home mum kalo menurut aku sih itu pilihan masing2. Ada yg karena keadaan mengharuskan dia menjadi working mum meski sebenarnya pengennya jadi stay at home mum. Begitu juga dengan stay at home mum, ingin kerja tapi mungkin sikon tidak memungkinkan. Jadi masing2 ada plus minusnya. Dan menurut saya juga sepanjang kita bisa mengatur waktu dan organised I think everyone in the family will be happy. For me at the moment, am happy being a stay at home mum most of the time, I only work 2 days a week šŸ˜‰

    1. Betul banget, kuncinya sih mengatur waktu ya.. šŸ™‚ 2-2 nya menurutku sama sama “sulit” dan “repot” kok, jadi asal pinter ngatur waktu semuanya bisa hepi šŸ™‚

  2. Story of my life Chris šŸ™‚ Ngga hanya di Indonesia, di Belanda juga catfight tentang ini. Aku ada draft, belum sempet selesai tulis. Cape. Harusnya kan perempuan saling bantu bukan ribet gini.

  3. Aku tahu tuh yang belakangan ini beredar di media sosial. Setuju sama Christa, kenapa orang seneng banget ngurusin orang yak. Jalanin aja hidup masing-masing.. Beres :p

  4. WOW, setuju bingit… Kondisi masing-masing orang kan beda ya. Kedua2nya pasti ada resiko walau saya masih dilema juga hehehehe. Sekarang pengennya stay at home, besok pengennya jadi working mom… karena sesungguhnya memutuskan mau jadi yang mana aja repot, labil ga siyh saya xixixixi

    1. hihihihi gapapa, justru keputusan kayak gini kan perlu dipikirkan matang2.. yang penting keluarga hepi dan tenang. Kayak kata Ria diatas, kuncinya ngatur wakut šŸ˜€ akupun kalau ditanya masih ngga bisa 100% jawab kok šŸ˜‰

  5. Ini lagi rame bgt dibahas di kantor aku tadi..Mental orang indonesiaaa ci.. gak mau kalah..dan denial..jadi pasti masing2 jadi gitu..sama aja kaya judgemental orang fertile sama infertile..padahal itu sudah takdir dan jalannya Yg dikasih Tuhan..hahaha! Apapun keputusan nya,kebahagian masing2 orang lah yah..

  6. Kok di lingkungan pertemananku ga ada ya yang “nyinyir2x” perihal beginian? Heheh x)) Tapi memang kalo di sosmed banyak banget tiba2 artikel tentang SAHM VS Working Mom. Padahal SAHM juga kerja loh di rumah (utamanya yang memilih tidak pakai ART), bedanya memang benar: ada yang tidak menghasilkan pendapatan sendiri.
    Menurut pengalaman gw, mau menghasilkan sesedikit apa pun, tetap sangat berharga: utamanya kepada kepercayaan diri si Ibu tsb šŸ™‚

    1. Setuju.. SAHM bukan berarti ngga kerja kan.. Mungkin bagi yg milih stay at home bisa sambil mencari penghasilan dr rumah jika memungkinkan, misalnya bisnis online hehehe šŸ˜€

  7. Sharing saja kl di lingkungan sy seringkali yg plg bnyk memulai usil biasanya workingmom terutama ktk tahu apa sj gelar dan achievement para sahm..sahmnya kl ga diusilin ga nembak balik. Biasanya pihak yg sdh nyaman dan yakin dg pilihannya ga terlalu berisik..mau itu sahm ato workingmoms..yg diam2 galau yg berisik…hihihi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: