Pernikahan Teman Saya

Hari Minggu kemarin (iya, masih fresh banget) teman saya disini menikah. Si pengantin pria itu teman R sejak lama disini. Waktu dia memutuskan untuk menikahi pacarnya, dia minta saya untuk jadi koordinator acara resepsi nya. Karena saya emang suka ngatur2 dan butuh distraksi dari kehidupan ibu rumah tangga sehari – hari, saya bilang iya. :))))))

Selama ngurusin acara nikahan teman saya itu, saya perhatiin ada beberapa hal2 yang beda antara nikahan di Amerika sama di Indonesia (Jakarta ya tepatnya), walaupun sama2 orang Indonesia. (Konteks: teman yang menikah ini orang Indonesia tapi besar di Amerika, istri nya baru pindah setelah nikah kayak saya).

Disini industri pernikahan tuh besar banget jadi apa2 yang berbau pernikahan harganya langsung mahal. Jadi, untuk menghemat biaya, banyak orang yang minta tolong teman2 dan keluarga terdekat untuk ngurusin pernikahannya daripada sewa jasa profesional. Di Indonesia juga begitu sih ya, saya sendiri juga minta tolong teman dan keluarga untuk ngurusin acara. Tapi beda nya kalau di Indonesia masih ada jasa mbak/mas atau tukang yang bisa dimintain tolong, misalnya buat katering atau dekor. Kalau ini semuanya benar2 hasil kerja sama keluarga dan teman2 lho. Kami menghabiskan waktu sekitar 5 jam di hari Sabtu sebelum acara untuk “menyulap” tempat acara jadi cantik, termasuk motong2 dan menata bunga, bikin backdrop panggung, dan menata meja. Capek tapi seru! Begitu juga hari H, saya dan beberapa teman sibuk mundar-mandir mengkoordinir acara, sedangkan tante2 sibuk di dapur dan area buffet untuk menyajikan makanan.

ac97c865-7e2e-4663-bd09-c01d462964d8
Proses dekor tempat acara

Karena yang menikah 2-2 nya orang Indonesia, makanan nya juga makanan Indonesia dong. Ada rendang, sate ayam, mie goreng, rujak, dan lain – lain. Yummmm!  Ini bedanya sama pernikahan2 di Jakarta yang terakhir saya datangi, makanan acara nikahan malah cenderung makanan internasional seperti salmon en croute, sushi, rib eye, zuppa soup, dan sebagainya.

Oke, lanjut lagi soal acara. Pada umumnya pernikahan di Amerika (dan negara barat lainnya kali ya….) hanya dihadiri orang2 terdekat. Jadi, biasanya kalau kamu dapat undangan pernikahan, kamu harus siapin waktu dari upacara, resepsi, hingga after party yang bisa seharian penuh. Kalau kamu termasuk panitia kayak saya, siapkan waktu juga untuk rehearsal dinner atau gladi bersih, dekorasi, dan seharian di hari H nya. Ini beda lagi dengan pengalaman saya di Jakarta, dimana sering saya terima beberapa undangan dalam 1 hari jadi malah hanya datang – salaman, dan kabur lagi ke nikahan berikutnya. Kayaknya sih rekor saya dalam semalam ada 4 nikahan sekaligus, 2 di siang hari dan 2 di malam hari. Setelah semua kelar, lanjut makan karena seharian gak sempat makan. Hahahahaha. Kemarin saya melihat betapa semua orang yang datang tampak menikmati acara, makan, ngobrol, dan duduk2 aja gitu menikmati suasana. Lebih santai juga karena tamu nggak begitu banyak dan waktu nya panjang.

Satu lagi yang beda dari nikahan kemarin dan nikahan di Jakarta pada umumnya, setelah selesai panitia sibuk beres2 juga. Bersih2, copot dekor, sampai kondisi ruangan acara mendekati semula. Ada cleaning service sih, tapi tugasnya hanya sapu pel sampai bersih dan angkat2 meja kursi. Jadi, panitia acara harus bebersih juga. Kalau di Indonesia, selesai acara kan bubar semua. Mungkin beda kasus kalau nikahan nya di gedung/restoran/hotel ya, pasti juga bisa bubar, tapi karena acara nikahan kemarin di gym gereja, jadi ya semuanya hasil gotong royong. Setelah capek2 bebenah, semua panitia dan teman dekat lanjut ke acara after party. Kayaknya sih after party ini hal yang umum ya di pernikahan disini, soalnya waktu di Jakarta, teman saya yang nikahan nya pakai after party bisa dihitung dengan jari.

Kalau pesta pernikahan di tempat kamu tinggal gimana?

18 thoughts on “Pernikahan Teman Saya”

    1. Kemarin lucunya itungannya agak besar untuk ukuran “bule” pada umumnya, ada hampir 200 orang, karena orang Indo kan yang nikah… tapi buat pernikahan pertamaku di Amerika sih kecil banget itu dibanding nikahan di Indonesia 😛

  1. Seruu ya Christa mempersiapkan semuanya sendiri dibantu teman dan saudara. Undangan 200 orang kalau di LN termasuk mewah ya rasanya hehe *undangan nikah kami 100 orang, eh malah dibilang kere 😅
    Penasaran ttg menu Indonesianya, itu pesan dikatering rumahan atau di restoran Indonesia yang di sana? Soalnya lumayan juga untuk ukuran 200 undangan.

    1. Iya Den kemarin itu teman2 lain bilang pesta nya mereka sih itungannya gede buat orang sini… kebetulan si pengantin pria sodaranya banyak tinggal disini semua hehe

      Makanan nya campur2 Den, rendang dibuat sendiri sama ibu pengantin pria, dia nyicil masak seminggu katanya. Ada yg pesen di restoran Indonesia, ada juga yang pesan di katering rumahan :))))))

  2. Di luar negeri gitu ya, Mbak. Kyaknya mirip2 aj.
    Klau di daerah saya, Kalteng, tentu ad panitia tp ya didominasi dr keluarga kdua blah pihak aj. Prinsipnya ttp gotong royong. Jd jrang yg pkai jasa EO atau jsa lainnya.

  3. Kayaknya seru juga Christa cerita jadi WO dadakannya ☺ Cita citaku nih kalau nikah nanti mau ngundang tamu sedikit saja, dan semua harus biaya sendiri ☺ semoga segera terkabul deh 🙏🙏🙏🙏 #aamiininajadulu ☺

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: