Tahun Baru

Di awal tahun baru ini saya sempat mengalami serangan kecemasan ringan yang untungnya bisa saya hadapi dengan baik. Kata terapis saya kalau ada apa2 (maksudnya kalau lagi merasa overwhelmed sama pikiran2 dan jadi panik), hal pertama yang harus dilakukan adalah menerima keadaan tersebut dibandingkan dengan berusaha menghilangkannya saat itu juga (yang bisa berujung pada denial). Bener sih, dengan menerima, saya jadi bisa lebih mengerti diri sendiri dan juga mendapatkan sebab2 dari kepanikan atau kecemasan yang saya rasakan dan bisa move on dengan kondisi yang lebih baik.

Jadi, sebabnya adalah saya stress lihat kejadian kurang menguntungkan yang terjadi di dunia pada awal tahun kemarin, terutama banjir di Jakarta yang dirasakan imbasnya oleh beberapa rumah tante dan om saya juga teman baik saya. Tahu sendiri kan waktu di Amerika bagian sini lebih lambat daripada di Indonesia, jadi di saat saya lagi menunggu detik2 countdown di downtown LA, grup whatsapp keluarga lagi saling menanyakan kabar soal banjir dan sepupu saya kirim foto rumah keluarga yang kerendam air kira2 setinggi meja makan 😦 Hancurlah hatikuuu…

Terus kebetulan juga tahun ini saya punya banyak rencana pribadi yang ingin saya capai, yang sudah saya pikirkan dari akhir tahun lalu. Pengen ini, pengen itu, harus ini, harus itu.

Alhasil kena lah serangan panik. Kepala saya rasanya penuh, mikirin saya musti ngapain? liat kondisi dunia yang kacau terutama soal global warming, saya bisa apa? apa iya pakai sedotan kaca buat minum boba dan bawa kantong belanja kemana – mana cukup untuk mencegah dampak global warming? Belum lagi soal perkembangan diri sendiri. Saya mikirin gimana saya harus mulai hidup lebih sehat, nah terus lebih sehat itu indikator nya apa? Turun berat badan? mau memperbaiki kondisi sehat fisik apa mental? atau keduanya? Jadi harus olahraga dan melatih mindfulness? caranya gimana? nulis jurnal harian? bangun tidur minum air lemon hangat? Yaampun pusing kan… panik deh akhirnya.

Untung paniknya nggak berlangsung lama. Kejadiannya waktu itu pagi – pagi sehabis bangun tidur, jadi saya tenangkan diri dulu beberapa saat, sambil berusaha tidur kembali (untungnya masih libur). Ketika bangun kedua kalinya, pikiran sudah tenang dan badan lebih enteng rasanya. Fiuh.

Sejak saat itu, saya masih berusaha sih supaya nggak terlalu menaruh beban pada diri sendiri. Jalani hari demi hari sebaik mungkin aja, baik itu untuk lingkungan dan juga diri sendiri. Yang pasti saya coba lakukan tiap hari sih berusaha lebih aktif di tahun 2020 ini, demi tujuan hidup lebih sehat jiwa raga.

Semoga kita semua selalu sehat dan semangat ya! Salam semangat! 😀

30 thoughts on “Tahun Baru”

  1. Take care of yourself Christa, aku juga sering kena panic attack, terutama klo di kantor lagi sibuk2nya, sampe ga bisa napas gitu. Hidup berat banget rasanya… untung ada suami yg bisa nenangin klo lagi panic attack. May we also have wonderful 2020 ya

  2. Hi Christa, semoga kamu sehat dan bahagia selalu yaaa.

    Btw aku belakangan ini jg sering panic attack dgn jangka waktunya deketan dan bs bergsung lumayan lama, soalnya aku punya panic disorder.

    Kejadiannya sama jg tuh sama kamu. Kalau ada hal yg mengganggu pikiranku even itu cuma nonton video bencana yg aku sama sekali ga ada hubungannya (ga ada keluargaku yg terdampak langsung) bawaannya badan langsung tegang, tangan dan kaki kesemutan smpe ke kepala, tersedak gabisa nelen ludah, dan degdegan. Maybe i should try what you do, menerima keadaan tersebut instead of mencoba menghilangkannya saat itu juga karena kalo gailang ilang malah bikin makin panic.

    Semoga 2020 ini menjadi tahun yg less stress dan less drama ya 😁

    1. Hai Nadya,

      Terima kasih ya komennya dan udah berbagi cerita, semoga tahun 2020 dan seterusnya kita semakin bisa mengontrol stress dan lebih tenang 🙂

  3. Semangat Christa, happy new year! Akupun kayaknya secara gak sadar stress deh di tahun baru karena sekarang bawaannya bersih-bersih mulu haha (aku orangnya paling males bersih2). Mungkin karena trauma mati listrik 3 hari haha, takut mati air, takut mati lampu lagi, takut banjir lagi. Akupun udah gak sempet kepikiran rencana/goal tahun baru karena yaudah deh living the best at the moment dulu selama dicukupi air dan listriknya, jadi sesederhana itu keinginnannya ya ampuuun…

    Semoga 2020 kita selalu diberikan kesehatan dan hati yang tenang haha, semoga keluarga juga aman dari banjir ya. Sekarang masih suka ujan, tapi brenti-brenti gitu kok mudah-mudahan udah gak banjir lagi

  4. Dear Christa,

    Semoga sekarang semuanya sudah baik baik saja untuk Christa dan keluarga 🙂 Aku pun pas malam tahun baru sudah semangat banget menghadapi tahun 2020, tetapi apa daya pas bangun pagi-pagi lihat keadaan rumah, langsung jatuhlah semangatku 😦 Tapi memang benar, Christa…Setelah belajar dari pengalaman hidupku di tahun 2019, aku juga belajar untuk menerima apa pun yang terjadi dalam hidupku, mensyukurinya, dan terus berusaha yang terbaik untuk diri sendiri walaupun kita tidak pernah tahu bagaimana hasil akhirnya. Semangat buat Christa dan buat aku juga 🙂

  5. aku tau gimana rasanya yang kamu alami christa…
    Kalo kepala rasanya udah penuh, aku ambil waktu berhenti dulu dan mikir ‘apakah mikirin hal2 tsb berguna buatku atau tidak’ atau ‘apakah ini tanggung jawabku atau tidak’. Kalo jawabnya tidak, aku akan langsung menyetop pikiran tak berguna itu dan move on.

    Kek kemarin pas aku overwhelmed di medan, aku ambil waktu buat sendiri. Setelah overwhelmednya mereda, akhirnya aku sadar bahwa mungkin aku tak bisa mengubah keadaan, tapi aku bisa mengubah sikapku terhadap keadaan. Sikap inilah yg mesti kulatih 🙂

    Well, aku akan terus berdoa buatmu ya christa. Tetap sehat & semangat 🙂

  6. peluuukk…

    Semoga baik-baik saja ya Ta. Take a deep breath. dulu mantra ku kalo lagi overwhelmed selalu: hold on for one more day. udah itu aja dulu.
    Sekarang alhamdulillah udah jarang episode anxiety attack sih.

    sending you lots of love and light :*

  7. Semangat Christa. Semoga sudah semakin berkurang ya. Memang, menerima akan lebih membuat diri lebih berdamai dengan situasi. Berdasarkan pengalamanku. Juga tidak berpikir terlalu jauh ke depan. Lalu, turunkan level perfeksionis (ini buatku) dan mulai berucap : ga semua harus sesuai harapan dan rencana, kalau ada yg meleset, ya dicoba lagi kapan2. Lain hari mungkin beruntung untuk berhasil.

    1. Makasih Deny, ah aku juga harus belajar banget untuk lebih menerima keadaan nih. Susah sebagai orang yang dulu terlalu “planner” dan punya rencana panjang, sekarang harus belajar untuk lebih nerima dan gak perlu berpikir terlalu jauh ke depan daripada pusing sendiri…

  8. Happy new year Ci.. turut berduka juga untuk keluargamu yang kena banjir ya. betul banget perlu belajar menerima untuk terhindar dari panik panik itu.. mari sama2 2020 belajar untuk menjalani hidup sekarang untuk hari esok yang lebih baik..

  9. selamat tahhun baru Mbak Christa….
    semoga keadaannya sekarang sudah jauh lebih baik ya….tetap semangat Mbak, kalaupun ada target yang meleset, ga papa bisa dicoba lagi atau malah ketemu sesuatu yang lebih baik.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: