Life in The Time of Coronavirus

Judulnya Bahasa Inggris tapi isinya Bahasa Indonesia, hehe. Apa kabar teman2? Pengen cerita soal kehidupan kami di Amerika akhir2 ini sejak COVID-19 sudah disebut sebagai pandemi.

Sebenarnya kan berita soal COVID-19 sudah ramai terdengar sejak akhir tahun lalu sejak pertama kali kejadian di Cina. Waktu itu kehidupan disini masih normal,bahkan sampai minggu lalu menurut saya kehidupan juga masih normal.

Mulai berasa hari Selasa minggu lalu ketika saya masuk kelas di kampus dan dosen bilang kalau baru aja ada pengumuman resmi bahwa UCLA menghentikan semua kegiatan pembelajaran di kelas, mengubahnya menjadi online sampai awal April. Hari Rabu nya saya masih ke kampus, ketemu beberapa teman untuk mengerjakan tugas kelompok. Hari Sabtu saya masih ke acara ulang tahun teman bersama 4 orang lainnya, hari Minggu masih ngopi bareng 4 orang teman.

Minggu sore dapat berita kalau mulai Senin kota LA mulai memberlakukan “lockdown”, yang artinya bisnis tutup kecuali yang berhubungan sama kesehatan, bahan pangan (supermarket) dan pemerintahan. Restoran cuma boleh terima order takeout atau delivery.

Minggu malam saya dan R belanja ke supermarket, hampir nggak kebagian apa2. Bukan niat nyetok barang sih, tapi emang kebetulan biasanya jadwal belanja mingguan kami hari Senin, nah karena katanya Senin mau lockdown ya kami belanja hari Minggu. Eh.. baru pernah liat langsung betapa kosongnya toko Target tempat biasa kami belanja, terutama di rak makanan kering, rak peralatan bersih2, dan minuman. Ngeri juga sih liatnya.

Senin-Selasa-Rabu kami kebanyakan di rumah, hanya keluar untuk hal yang benar2 perlu, itu juga keluar-masuk cepet2. R kebetulan libur hari Senin dan Selasa tapi hari Rabu kemarin dia sudah kembali bekerja, walaupun ada larangan kerja dari pemerintah setempat Orange County. Maklum, R kerjanya di bidang medis jadi tempat kerjanya memang lagi sangat padat dan butuh orang banyak, malah diminta lembur kalau bisa dan mau.

Kalau ditanya gimana situasi pasca lockdown di LA? jawabannya bervariasi. Peraturan pemerintah pun cukup bervariasi dari tiap2 daerah. Misalnya State of California punya peraturan sendiri. Orange County (tempat saya tinggal) dan LA County pun peraturan nya beda. Dalam County ada beberapa kota, dan LA County pun bukan hanya LA city. Jadi waktu hari Senin peraturan di LA city mulai berlaku, saya di rumah di Orange County belum merasakan efek dari restoran tutup, karena peraturan serupa baru resmi dikeluarkan di Orange County hari sesudahnya.

Mulai kemarin di Orange County ada peraturan baru yang mengharuskan warga untuk membatasi pertemuan kelompok dalam bentuk apapun termasuk kerja. Katanya bakal ada patroli dari aparat yang berwenang untuk memastikan semua mematuhi aturan. Kantornya R ngasih panduan untuk karyawan harus jawab apa kalau kebetulan di stop aparat sewaktu dalam perjalanan ke kantor.

Minggu ini juga saya dapat email dari kampus kalau UCLA memperpanjang periode belajar online nya sampai akhir spring quarter, kira2 di awal Juni. Minggu ini juga saya dapat kabar kalau jadwal interview urusan imigrasi saya tertunda entah sampai kapan, sampai kantor imigrasi beroperasi normal kembali.

Terus terang saya merasa takut dan sedih, pertama dengan adanya pandemi ini dan melihat jumlah orang yang terinfeksi rasanya makin banyak aja tiap harinya. Sedih juga karena beberapa rencana harus ditunda dulu, walau ngga seberapa tapi jujur tetap berasa kecewa. Kemudian saya juga jadi merasa cemas, terutama mikirin Indonesia, namanya juga keluarga saya ada disana. Ragu apakah Indonesia bisa menangani pandemi ini dengan baik? mikirin keselamatan dan kesehatan keluarga dan teman2 di Indonesia. Makin cemas juga rasanya lihat keadaan ekonomi, khawatir banget kalau sampai ada kejadian krisis ekonomi.

Saya berusaha untuk melihat sisi positif dari kejadian ini, tapi terus terang masih susah. Yang bisa saya lakukan adalah terus berdoa semoga kejadian ini cepat berlalu, semoga kehidupan bisa kembali normal, dan semoga yang sakit segera sembuh, yang sehat jangan sampai sakit.

Gimana keadaan di tempatmu tinggal? semoga semua aman dan yang penting sehat selalu ya 🙂 *virtual hugs*

15 thoughts on “Life in The Time of Coronavirus”

  1. Christa, sama2 berdoa ya kita semua dan keluarga selalu diberikan keselamatan, kesehatan yg baik, dan semoga ini semua segera berakhir dgn baik. Menjalani hari sekarang dgn cemas dan penuh doa. Mencoba Memupuk optimis pasti akan ada titik terang. Peluk jauh dari kami di sini untuk kalian.

  2. iya mbak, aku juga khawatir, terutama dengan Indonesia. Karena tenaga kesehatannya gak banyak, RS juga kekurangan APD karena harganya sangat mahal, sedih banget dengarnya. Dulu Cina dicela di sini, dikatakan azab lah. Tapi Cina beneran bisa melewati itu semua tanpa dibantu negara manapun. Sekarang aku berharap ada bantuan seh, bisa dari masyarakat Indonesia yang kaya raya atau gimana untuk membatu tenaga kesehatan dan ekonomi Indonesia.

  3. kami lagi di lockdown di Denmark Christa, semua toko (kecuali supermarket dan apotek) tutup, juga cafe, restoran dan bar. Yha, jadi sepi banget….

    Walaupun disini ngga diberlakukan pelarangan keluar rumah macam Spanyol atau Italia.
    Aku sendiri ngga terlalu takut/cemas dengan virus karna kalau terkena pun pasti bisa sembuh lagi. Tapi tetep yang namanya jaga jarak sama orang seperti yang disarankan. Aku tetep ngantor (karna kantor jg sepi) karna rumah lagi renovasi, suami jg tetep kerja karna doi kerja di public transportation, ga bisa kerja dari rumah juga, so kehidupan kami so far sih normal aja (kecuali ngga bisa ke gym, dan rumah kek kapal pecah karna ada tukang) dan kami jadi sering beli take away (karna selain ga ada dapur, juga mendukung usaha para cafe/restaurant yg sekarang cm bisa ngandelin take away).

    Semoga wabah ini cepet berlalu ya.

    1. Disini ada peraturan baru lagi Eva, sekarang udah bakal ada patroli (katanya mulai Senin), so we’ll see. Peraturan nya ganti terus hampir tiap hari. Semoga kamu dan suami sehat2 selalu ya dan kehidupan kita kembali normal…

  4. tetap sehat dan saling mendoakan Mbak Christa.
    Di Bandung pun mulai memberlakukan kerja dari rumah dan sekolah-sekolah sejak senin sudah diliburkan. Tapi kanor dan beberapa tempat tetap buka hanya jam operasionalnya yang diubah.

  5. Di Medan msh biasa aja Chris. Kita kalau keluar belanja ke supermarket skr pagi2 bgt biar gak ketemu bny orang. Begitu kelar lngs pulang. Ke rumah ortu pun cuma di depan gerbangnya anterin titipan. Sedih banget dan aku khawatir jadi krisis ekonomi trus rusuh. Omg…..takutnya. Semoga lah ya ini segera beres walau koq rasanya gak mungkin juga huhu

    1. Aduh aku juga takutnya gitu Non, krisis terus rusuh.. jangan sampai deh. Semoga kamu sekeluarga tetap sehat dan semoga juga kita segera kembali normal yah. Semangat!

  6. Di sini juga banyak pembatasan-pembatasan gitu Chris, “intelligent lockdown” istilahnya. Maksudnya lockdown, tapi tidak “seketat” negara-negara tetangga, walaupun menurutku cukup ketat juga sih.

    Sehat-sehat selalu ya, mudah-mudahan segera berlalu!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: